Bengkulu – Guru Tenaga Honorer (GTT) di Provinsi Bengkulu membantah tuduhan yang menyebutkan bahwa pembayaran honorarium mereka dapat merugikan kandidat Calon Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah. Pernyataan ini muncul setelah beberapa pihak menilai pembayaran uang honor GTT tersebut dianggap berhubungan dengan kepentingan politik.
Seorang perwakilan dari Guru GTT Bengkulu menegaskan bahwa pembayaran honor bagi guru honorer dilakukan setiap bulan dengan menggunakan regulasi yang jelas dan transparan. Ia juga menegaskan bahwa tidak ada kaitannya dengan unsur politik atau dukungan terhadap calon tertentu dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Bengkulu.
“Pembayaran honor GTT adalah hak kami yang sudah diatur dalam regulasi yang sah, dan kami menerimanya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Ini tidak ada kaitannya dengan politik atau keuntungan pihak manapun, apalagi calon gubernur,” Vika Liondry perwakilan Guru GTT tersebut.
Lebih lanjut, vika menyatakan bahwa selama ini mereka hanya fokus pada pengabdian mereka dalam dunia pendidikan, tanpa melibatkan diri dalam urusan politik praktis. Pihak GTT juga mengingatkan bahwa sebagai tenaga pengajar yang mengabdikan diri di daerah, mereka lebih memilih untuk menjaga profesionalitas dan netralitas dalam Pemilu.
Bantahan ini bertujuan untuk mengklarifikasi adanya isu yang beredar terkait dugaan penggunaan honor GTT untuk tujuan-tujuan politik tertentu yang ada dipemberitaan di media-media yang kurang pas. Guru GTT mengharapkan agar semua pihak dapat memahami posisi mereka dan tidak menarik mereka ke dalam polemik yang tidak relevan dengan tugas utama mereka, yaitu mendidik dan mengembangkan kualitas pendidikan di Bengkulu. (Arun)